Wedding Puzzles #1 : Keyakinan


“I don’t know much, but I know I love you.. and that maybe all I need to know..”
(Linda Ronstadt & Aaron Neville)

Tidak pernah terbayang sebelumnya –setidaknya dalam logika sederhana saya- bahwa saya akan menerima lamaran seorang laki-laki yang baru saya temui sekali sepanjang hidup. Tidak pernah ada sejarahnya, saya begitu mudah mengambil sebuah keputusan, apalagi untuk sebuah keputusan besar yang akan menentukan kehidupan saya setelahnya, dunia akhirat!

Dalam folder-folder -setengah rapi- di otak saya, ada loker-loker yang harus saya sambangi dalam menentukan sebuah keputusan. Keputusan akan berbuat apa, makan apa, berkunjung ke kediaman siapa, dan sebagainya. Logika saya seringkali menjadi raja dalam setiap aktivitas yang saya lakukan, dan si logika selalu memaksa untuk menjadi yang terdepan.

Jika saya memberikan kesempatan logika berbicara, ia akan bersuara dengan lantang, “mengenal seseorang –apalagi calon suami- tidak bisa hanya sekedar berinteraksi minim dengannya, tidak mungkin hanya sekedar membaca tulisan, tanpa ada interaksi intens di antara kalian berdua”

Tapi.. logika itu bertekuk lutut pada suatu malam. Dikalahkan oleh sebuah desain peradaban..

Ya, sebuah desain peradaban, yang membuat saya tidak perlu berpikir sampai berminggu-minggu atau berbulan-bulan lamanya. Tidak perlu bagi saya untuk menambahkan variabel-variabel sekunder dalam menimbang. Cukup satu, sebuah visi.

Tergambar dengan cukup jelas dalam benak saya, bagaimana saya –jika kelak menjadi istrinya- dapat mendayagunakan minat, kesempatan, dan kemampuan untuk mencari keridhoan Pemilik Masa Depan.

Kejernihan dan keseragaman visi, menjadikan sebuah keraguan menjadi keyakinan yang terhujam. Ia menjadi sebuah
booster energi yang tidak pernah putus dalam merancang project-project berkelanjutan. Kejernihannya mengukir senyuman ketika rintangan mulai datang.

Allah-lah yang memberikan karunia keyakinan kepada hamba-hambaNya yang ia kehendaki. Allah pula yang memberikan pemahaman ke dalam setiap hati, kepada siapa kesudahan-yang-baik dipusakakan (7:128).

Bismillah..
:)

2 comments:

  Aristyani DR

21:23

sofaa... notes ini cukup membantu...
huhu,,, pengen banget nih berkonsultasi dengan nyonya hilmi...
aku tunggu puzzles selanjutnya yaa...
makasih sayang... :0

  sofa.rahmannia

04:11

Alhamdulillah^^
semoga bermanfaat ya Ty.. :)
hayuk2 kapan2 kita ngobrol Ty,kalau ngga sempet ketemu skype-an juga oke :p
tunggu Puzzle selanjutnya ya!

Daisypath Anniversary tickers