Shofa, Marwah, dan Siti Hajar

















Masih ingat tentang Siti Hajar..? kita review sedikit yuk. Siti Hajar adalah seorang wanita berkulit hitam yang berasal dari Ethiopia. Beliau adalah istri dari Nabi Ibrahim alaihissalam. Setelah penantian yang cukup lama, akhirnya Siti Hajar dan Nabi Ibrahim dikaruniai seorang anak, yang diberi nama Ismail.


Cerita ini mungkin sangat sering kita dengar, terutama ketika khutbah idul adha (betul2x..?) disini, saya coba untuk mengangkat dari perspektif yang berbeda, seorang Siti Hajar.

Ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk meninggalkan istri dan anaknya di padang pasir, Siti Hajar adalah wanita yang sangat tangguh untuk menghadapi ujian ini.. kita zoom in lagi ya ceritanya..
Saat Nabi Ibrahim melangkahkan kakinya meninggalkan Siti Hajar dan Ismail, Siti Hajar memanggil ibrahim dan bertanya,
”Wahai suamiku, mengapa kau meninggalkan kami..?”
Nabi ibrahim tak mampu membalikan wajahnya untuk menatap orang-orang yang sangat ia sayangi itu..
Kemudian Siti Hajar mengulang kembali pertanyaannya,
”Wahai suamiku, mengapa kau meninggalkan kami..?”
Nabi Ibrahim tetap tak bergeming,
Hingga akhirnya Siti Hajar mengulang sekali lagi,
”Wahai suamiku, mengapa kau meninggalkan kami..?”
Namun Nabi Ibrahim tetap meneruskan langkahnya,
Hingga akhirnya Siti Hajar bertanya,
Apakah ini perintah Allah, wahai suamiku..?
Kemudian Nabi Ibrahim pun menjawab, ”benar istriku”
Lalu Siti Hajar menjawab dengan teguh,
”jika ini memang perintah Allah, Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan kami”

Jawaban mulia dari seorang wanita yang mulia. Jawaban yang penuh makna tawakkal dan keteguhan jiwa..

Kemudian Shofa dan Marwah menjadi saksi perjuangan hidupnya. Siti Hajar saat itu berlari bolak-balik antara Shofa dan Marwah untuk mencari air. Ia tak hanya lari satu kali dan kemudian berhenti saat tidak menemukannya. Dalam hatinya yang suci dan teguh, ia hanya ingin menyelamatkan anaknya, karena Allah. Ia terus berusaha tanpa kenal putus asa. Ia terus berupaya dengan hati yang tegar tanpa kenal lelah. Setelah tujuh kali ia berlari, barulah ia menemukan mata air yang dibutuhkannya, atas pertolongan Allah.

Sekarang, yuk kita berpikir sejenak. Perhatikan kata-kata kunci berikut ini : seorang wanita, berkulit hitam, seorang diri, padang pasir tandus, panas terik, berlari dari Shofa ke Marwah, tujuh kali.

Mengapa Allah memilih Siti Hajar? Yang hingga saat ini diikuti oleh umat manusia ketika bersa’i di tanah suci. Ini menjelaskan kepada kita, bahwa ketika kemampuan logika sudah habis (putus asa), atau bisa dibilang kehabisan akal di tengah padang pasir. Kondisi yang dilambangkan dengan kata : seorang wanita, berkulit hitam, di tengah padang pasir yang tandus, dan seorang diri. Bagaimana mungkin ia masih bisa melihat secercah harapan di sana..? Apa yang diyakininya? Itulah buah keimanan.

”Sungguh, Shofa dan Marwah merupakan sebagian syi’ar Allah...” (2:158)

Semoga bermanfaat^^

0 comments:

Daisypath Anniversary tickers