Ada sebuah ilustrasi yang menarik tentang bagaimana pentingnya orangtua, guru, atau siapapun yang berkiprah dalam dunia pendidikan formal maupun informal memahami tahapan perkembangan anak.
Suatu ketika, seorang anak yang sedang berada dalam tahap fantasi menginginkan roti manis yang tidak dimiliki oleh ibunya. Respon ibu yang tidak memahami tahapan perkembangan anaknya tersebut akan menanggapi anak secara nalar dan terjadilah dialog sebagai berikut :
Anak : “Bu, aku mau roti manis yang waktu itu” Ibu : “Ngga ada, Nak” Anak : “Ibu, mau roti manis..roti manis..” sambil menjerit-jerit Ibu : “Udah Ibu bilang ngga ada! Kamu makan roti kering yang ini aja!” Anak : “Ngga mau. Aku maunya roti yang itu” si anak mulai menangis meraung-raung dan berguling-guling di lantai Ibu : “Udah bangun, kamu nih kayak anak bayi aja.”
Lain halnya dengan Ibu yang memahami anaknya sedang berada di tahap fantasi. Si Ibu memberi respon sesuai dengan tahapan perkembangan si anak tersebut. Beginilah percakapannya :
Anak : “Bu, aku mau roti manis yang waktu itu” Ibu : (sambil mendekati anak itu dan mengelus-elus kepalanya) “Pinginnya sih ya, tapi ngga ada.. Adanya roti kering nak” Anak : “Tapi aku mau yang itu, Bu” Ibu : “Ya ya, Ibu tahu kamu mau yang manis.” Anak : "Tapi aku maunya sekarang" Ibu : (duduk bersama anak itu dan mengikuti fantasi si anak) "Hei Doraemon, kami ingin roti manis yang itu, tolong keluarkan roti manis satu kotak dari kantung ajaibmu” Anak : “Bu… kalau roti kering, ada ngga? …aku mau yang itu aja deh” Ibu : “Oh”
Ibu yang tidak memahami tahapan perkembangan anaknya, dihadapkan pada anak yang menangis, meraung-raung, dan berguling-guling di lantai. Sedangkan ibu yang memahami dan mampu mengimplementasikan tahap-tahap perkembangan anak dapat mampu memenuhi harapan fantasi anaknya tanpa muncul persoalan baru.
Referensi : “Psikologi Perkembangan Anak & Remaja” Dr.H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd
-terinspirasi dari topik skripsi yang sedang saya susun “Hubungan Pengetahuan Ibu mengenai Perkembangan Balita dengan Tingkat Perkembangan Balitanya”- doakan lancar ya^^ read more...
Posted by
sofa.rahmannia
Friday, December 24, 2010
at
6:17 AM
Bunda, bacakan aku dongeng tentang putri kecil Ya, putri yang itu… yang -kata Bunda- sangat kau sayang setengah mati. Tolong ceritakan padaku, Bunda, bagaimana kisah selanjutnya..?
Putri kecil itu sebentar lagi akan dijemput oleh Sang Pangeran, Sayang...
Akan datang masanya bagi setiap wanita untuk berjalan, pelan-pelan.. Dari surganya yang lama menuju surga yang lain. Dari senyum yang lama, menjadi simpul senyum yang lain.
Akan datang masanya, ketika ke-MahaKasihSayang-an Allah terejawantah dari sudut yang lain, dengan cara yang lain. “Lain” yang terkadang membuatnya takut untuk berjalan lebih cepat, pelan-pelan saja. Ya, pelan-pelan.
Seringkali wanita berdialog dengan waktu.. Sang waktu seakan sulit untuk mengajaknya bercanda, “tinggal beberapa hari lagi, sayang, aku akan menemanimu, semampuku..”
“..dan nanti, aku pun akan menemanimu merangkai hari-hari indah setelahnya..”
Sang waktu tidak pernah berhenti mengajaknya berbincang, tentang betapa singkat dan berharga dirinya..
“sayang, aku berjalan antara masa kecil dan masa tua, memberikan rentang bagi ragamu yang kuat dan sehat, untuk berkarya bagi ummat..”
Maka wanita itu pun tersenyum dan mengangguk paham.. tidak perlu lagi bagi sang waktu untuk menjelaskan tugas utamanya sebagai wanita sekaligus hambaNya. read more...
Posted by
sofa.rahmannia
Tuesday, September 7, 2010
at
7:37 AM
It takes a lot to know what is love It's not the big thing but the little things That can mean enough A lot of players to get me through There is never a day that passes by I don't think of you You were always there for me Pushing me and guiding me Always to succeed
You showed me When i was young just how to grow You showed me everything that i should know You showed me just how to walk without your hands 'Cause mom you always were the perfect fan
God has been so good Blessing me with the family Who did all they could And I've had many years of grace And it flatters me when i see a smile on your face I wanna thank you for what you've done In hopes I can give back to you And be the perfect son
You showed me how to love You showed me how to care And showed me that you would always be there I wanna thank you for the time And i'm proud to say you're mine
I love you, Mom..
(The Perfect Fan - BSB) -my favorite song when I was in junior high school.. special for a mother who taught her daughter to become a mother :) read more...
Posted by
sofa.rahmannia
Saturday, August 28, 2010
at
3:02 AM
Itu adalah motto saya memasuki tahun 2010 ini. Dengan berbagai resolusinya, hal yang paling saya evaluasi adalah kurangnya hikmah yang saya ambil dari berbagai peristiwa yang saya alami. Dalam sehari, kesempatan tiap orang untuk mengambil hikmah sama banyaknya, 24 jam. Namun seringkali kejadian yang kita alami dalam sehari hanya merupakan rutinitas yang begitu-begitu saja. Bahkan mungkin saja, 10-20 tahun lagi, memori kita tentang ”hari-hari biasa” ini akan lenyap begitu saja.
Saya sangat menyukai statement ”tidak ada daun yang jatuh tanpa izin Allah”. Statement itu memberikan pesan kepada saya bahwa setiap senti-nya, Allah telah mempersiapkan skenario untuk kita. Apakah kita mampu memahaminya atau tidak, tergantung bagaimana kita meresapi setiap kejadian yang terlewat itu.
Menghadirkan hati.
Menghadirkan hati ketika shalat, meresapi setiap doa yang kita panjatkan. Menghadirkan hati saat mulai belajar, hingga ilmu yang kita pelajari itu membuat kita semakin takjub pada ke-MahaSempurna-an ciptaanNya. Menghadirkan hati ketika melihat raut wajah orangtua kita yang kelelahan saat kembali dari pekerjaannya. Menghadirkan hati dalam setiap proses yang sedang kita jalani.. :)
”Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Al-A’raf : 179)
Mengapa kita diwajibkan untuk berpuasa pada bulan Ramadhan..? Sebagian dari kita menjawab : agar kita dapat memahami kondisi saudara-saudara kita yang kurang beruntung, yang seringkali kelaparan
Sebagian lainnya menjawab : agar kita menjadi orang yang bertaqwa, seperti dalam surat Al-Baqarah 183
”Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
Well, kalau kita perhatikan lebih jauh, - agar memahami kondisi saudara kita yg kurang beruntung - agar kita menjadi orang yang bertaqwa adalah sebuah akibat dari berpuasa, bukan penyebab..
sekarang, yuk mari kita perhatikan ayat setelahnya..
”Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa diantara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah...” (Al-Baqarah : 185)
Ramadhan, merupakan bahasa Arab yang berasal dari kata ra-mi-dha. Kata ini memiliki arti ”panas” atau ”panas yang membakar”. Ketika kita berpuasa, maka kita selalu berusaha membersihkan hati, mensucikan diri, menghindari hal-hal yang dilarang dalam Islam. Hingga pada akhirnya kita kembali fitrah pada penghujung bulan, yang sering kita peringati sebagai ”Idul Fitri”.
Pada ayat di atas, kita diwajibkan untuk berpuasa pada bulan Ramadhan karena pada bulan itu Allah menurunkan Al-qur’an yang merupakan petunjuk, penjelasan, dan pembeda bagi manusia. Ketika kita berpuasa, hati yang bersih dan jauh dari perbuatan maksiat akan mengakselerasi kemampuan kita untuk menangkap hikmah dari setiap pelajaran yang kita dapatkan, termasuk ketika mengkaji Al-qur’an. Untuk itu, ketika Ramadhan ini Allah menurunkan begitu banyak hikmah Al-qur’an, Allah mewajibkan berpuasa.
So, sudah sepatutnyalah bagi kita untuk terus bercengkrama dengan Al-qur’an. Bukan hanya sekedar komat-kamit seperti kereta express dengan tujuan akhir khatam beberapa kali sepanjang Ramadhan, namun lebih dari itu, mentadabburinya. Bukankah Al-qur’an itu petunjuk, penjelasan, dan pembeda?
Analogi sederhananya adalah sebagai berikut : Anggap saja ada seorang ibu yang memiliki anak yang kini sedang bersekolah di Jepang sejak kecil. Sang ibu hanya bisa berbahasa Indonesia, sedangkan si anak hanya berbahasa Jepang. Suatu ketika sang ibu mengirimkan surat kepada anaknya. Ibu itu berpesan agar anak itu membaca surat itu baik-baik, bahkan sang ibu memberikan imbalan 10 rupiah untuk setiap huruf yang dibacanya.
Hingga suatu hari, sang anak pulang ke Indonesia dan menemui ibunya. Kemudian ibu itu bertanya : ”Nak, apakah kau sudah membaca surat dari ibu..?” Sang anak menjawab : ”Sudah, Bu..” Sang ibu bertanya lagi : ”Kalau begitu, apa saja nasehat Ibu untukmu, Nak?” Sang anak tidak dapat menjelaskan isi dari surat itu kepada ibunya, dan tentu sudah dapat kita simpulkan bahwa yang diinginkan oleh sang ibu bukan seperti apa yang dilakukan oleh anaknya.
Mudah-mudahan ini bukan refleksi diri kita ketika membaca Al-qur’an.
Allah berfirman dalam Al-qur’an, mengenai kenikmatan orang-orang yang diberi hikmah.
”Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (Al-Baqarah : 269)
Marhaban yaa Ramadhan, mari kita berdoa dan terus berlomba-lomba untuk menggali hikmah Al-qur’an hingga akhirnya hikmah Ramadhan akan terus membekas di dalam hati kita, sebelas bulan kedepannya, sampai akhir masa. read more...
Adzan maghrib berkumandang dari masjid-masjid yang terlewati di sepanjang perjalanan. Suaranya lantang menggema di udara.
Allahu akbar.. Allahu akbar.. Allah.. namaMu membahana, setiap orang mendengar namaMu diseru. Maha Besar Engkau Ya Rabbi..
Tanpa instruksi, pikiranku mulai mencari makna kebesaranNya dalam hidup. Sampai akhirnya, aku menemukan salah satu kebesaranNya yang baru kusadari.
Maha Besar Engkau Ya Rabbi.. Yang mempertemukanku dengan dua pasang bidadari. Bidadari-bidadari cantik yang Kau utus ke dunia dengan misinya masing-masing.
Kau pertemukan aku dengan mereka satu per satu, sejak awal kehidupanku hingga sekarang. Tanpa terasa, mereka meninggalkan corak warna di hati, membuat hidup ini semakin berarti.
Hingga satu harap terlintas, harapan untuk melihat bidadari-bidadari itu menjadi bidadari di SurgaMu . Dua pasang bidadari Sepasang di Malang, sepasang di Bekasi
-Jum'at, 25 Juni 2010- Bus P9A Senen-Bekasi read more...
Posted by
sofa.rahmannia
Saturday, June 26, 2010
at
1:10 AM
“Kak, tungguin ade2 di mobil ya, mamah mau beli susu dulu” kata seorang ibu di suatu sore sambil mencari pecahan uang belanja. Kemudian ibu itu meninggalkan keempat orang anaknya dan masuk ke dalam salah satu swalayan yang lokasinya paling dekat dengan SD tempat anak-anaknya sekolah.
Well, ini hari ulang tahun ku, sepertinya kita mau pesta susu di rumah. Bayangan seorang anak perempuan yang hari itu menginjak usia 9 tahun.
Belum selesai berfantasi ria dengan prediksi-prediksi super pede nya, tiba-tiba mobilnya bergoyang. Anak perempuan itu menoleh ke kanan kiri, bingung. Ia melihat beberapa lelaki dengan raut wajah yang tidak bersahabat menggoyang-goyang mobilnya. Beberapa diantara mereka memegang besi panjang, beberapa lagi membawa botol jirigen bensin.
Adik bungsunya yang baru berumur 4 tahun mulai menangis ketakutan. Anak perempuan itu semakin kebingungan, tidak dapat dipungkiri, ia pun takut. Sumpah serapah keluar dari mulut-mulut lelaki-lelaki itu, tanpa ia tahu apa sebabnya.
Ia dan adik-adiknya melihat ibunya berlari dari kejauhan. Ibu itu menangis. Sambil menunjuk-nunjuk anak-anaknya yang berada di dalam, ibu itu berusaha menepis tangan-tangan yang sedang berusaha menggulingkan dan membakar mobilnya.
Kalap. Euforia demokrasi. Gelap mata.
Tiba-tiba datang seorang laki-laki berbadan kekar, ia menghardik para lelaki itu. Teriakannya melenting keras sampai membuat para lelaki itu diam tak bergeming. Entah siapa dia, tapi kini ia dikenal sebagai pak superman dalam ingatan anak perempuan itu.
Sang ibu masuk ke dalam mobil sambil sesenggukan. Sesegera mungkin ia menghindari kerumunan orang yang sedang merayakan sebuah pesta, pesta demokrasi, katanya. Masih terbayang dalam ingatannya, asap putih yang mengepul dalam swalayan itu ketika ia hendak membayar susu untuk anak-anaknya. Ya, swalayan itu terbakar.
Dari kejauhan, asap putih bercampur gelap mengepul di udara. Seketika kota itu berubah menjadi kota yang menakutkan. Dan, benar adanya, kegiatan pesta bakar-membakar itu terjadi di mana-mana. Jalan-jalan diblokir. Ibu dan anak-anak itu kesulitan untuk pulang. Beberapa kali ibu itu harus memutar balik mobilnya karena di depan sana “pesta” juga sedang berlangsung. Pasrah, ibu itu mengajak anak-anaknya untuk bermalam di masjid hari itu.
Adzan maghrib berkumandang, setelah merasa cukup aman, ibu dan keempat anaknya turun dari mobil. Anak perempuan itu hanya terdiam sambil menggandeng tangan adik perempuannya. Dalam shalatnya, ia hanya berdoa untuk keselamatan hari ulang tahunnya.
"a 6 day old human embryo beginning to implant into the lining of the uterus"
12. Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah 13. Kemudian Kami Menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) 14. Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu kami Jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami Bungkus dengan daging. Kemudian, Kami Menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik. (Al-Mu'minuun)
Teman2, ngga kerasa ya, sistem Kardiovaskular sebentar lagi selesai. Sebagai penutup sistem, ada oleh2 sedikit nih ^^
Pada hari-hari pertama, kita (baca : janin) sangat tergantung dengan suplay makanan dari ibu. Kemudian, sel-sel kita mulai membentuk sistem peredaran darah khusus untuk diri kita sendiri. Mulailah sekelompok sel dengan perintah tiba-tiba dan kerjasama mengagumkan membentuk alat ini.
Pada hari ke-13 kehamilan, sekelompok sel berkumpul di bagian ventral kita dan membentuk jantung. Awalnya, sel-sel ini membentuk huruf U, dengan begitu, dasar jantung tekah terbentuk dengan sangat sempurna. Kemudian ribuan sel-sel lain membentuk jaringan pembuluh darah yang menutupi seluruh tubuh kita seolah-olah mereka memperoleh informasi telah dimulainya pembentukan jantung.
Kemudian, setiap sel menempati posisinya secara tepat sehingga pada hari ke-21, saluran peredaran darah telah terbentuk dan sistem peredaran darah siap bekerja.
Pada hari berikutnya, jantung mulai berdetak untuk pertama kalinya, dan berdenyut 60 kali per menit. Gerakan jantung pertama kalinya seperti gelombang memanjang, dan ketika telah sempurna gerakan ini terjadi pada 2 serambi kanan dan kiri secara teratur.
Meskipun jantung telah berdetak, namun belum ada darah yang mengalir. Tapi, di sana telah ada sejumlah sel yang siap membentuk darah seolah mereka tahu bahwa tubuh kita telah memerlukan sesuatu cairan yang disebut darah. Tidak lama kemudian, darah telah terbentuk, dan mengalir di pembuluh-pembuluhnya, serta memenuhi jantung. Hal ini terjadi di akhir minggu ke-4.
Karakteristik luar biasa dari sistem peredaran darah Darah yang mengalir dalam tubuh janin memiliki keistimewaan dibanding darah manusia pada fase lain. Misalnya :
hemoglobin pada janin mampu membawa oksigen lebih banyak dari manusia dewasa
jumlah sel-sel darah merah pada janin (dalam cm3) juga lebih banyak dari bayi yang baru dilahirkan
pada bulan ke-4, darah darah yang berpindah melewati tali pusar menuju plasenta berjumlah 24 liter perhari
peredarannya pun sangat cepat yakni setiap 30 detik
dengan demikian darah telah mulai membawa makanan dan oksigen dari plasenta ke seluruh sel. Pada saat yang sama kedua ginjal pun telah terbentuk, sehingga darah dapat membawa kotoran-kotoran dari sel menuju ginjal untuk dibersihkan
Proses pembentukan pembuluh darah : sel penyusun pembuluh darah awalnya merupakan sel-sel yang diam dan terpisah, kemudian dalam seketika satu sama lain mulai berhubungan dan sel-sel tersebut membentuk pembuluh darah. Akhirnya sel-sel ini menciptakan sebuah sistem saluran peredaran darah yang sempurna, yang di dalamnya tidak terdapat kebocoran. Panjang pembuluh darah lebih dari 40.000 km, panjang ini sama dengan panjang keliling bumi.
Begitulah keajaiban terbentuknya sistem peredaran darah kita oleh sel-sel yang diprogram dengan sempurna. Tentunya mustahil jika semua ini berlangsung karena proses kebetulan belaka, atau karena kecerdasan sel-sel itu sendiri :)
Referensi : Keajaiban Penciptaan Manusia (Harun Yahya) Heart Disease (Braunwald) The Developing Human (Keith.L.Moore) read more...
Posted by
sofa.rahmannia
Tuesday, May 4, 2010
at
7:08 PM
Azan subuh berkumandang, kali ini bukan untuk membangunkan kami dengan “asshalatu khairu mina an-naum” nya..
Lempengan panas setrika sudah menggilas jilbab-jilbab kami yang mulai kusut disimpan dalam semalam, Kami harus bergegas!
Dinginnya hawa subuh melunturkan kantuk yang menyelimuti mata dan kelopaknya, seperti salah satu motto iklan ”dingin, menyegarkan!”
Pintu asrama berderit, bel berbunyi, suasana subuh mulai ramai..
Dalam perjalanan, kami disambut oleh taburan bintang dan senyuman rembulan. Bersih dan jelas, sambil membayangkan mereka mengatakan : ”Assalamualaikum, hamba Allah. Kami menjadi saksi atas keinginanmu memuliakan subuh”
Well, itu hanya selintas kenangan kami di masa lalu... Kini, rutinitas menyenangkan itu tidak mudah kami lakukan, namun kami sungguh merindukannya..
-untuk sahabat2 subuh- MAN Insan Cendekia Serpong read more...
Posted by
sofa.rahmannia
Saturday, April 17, 2010
at
5:37 AM
"... EKG hidup dan dapat memberi kita informasi kalau kita mengetahui ilmunya. Dari EKG kita dapat mengetahui apakah Myocard Infarction seseorang itu baru atau lama. Karena apabila terjadi sesuatu pada tubuh kita, selalu ada jejak di sana, baik pada tingkat molekuler maupun organ. Ini juga yang terjadi pada kehidupan kita. Anda berada di sini saat ini, suatu saat nanti ada rekamannya..."
Film ini sudah diputar semenjak beberapa waktu yang lalu. Bahkan di bioskop dekat kampus pun billboard-nya sudah tidak dipampang lagi. Tapi ternyata –aneh memang- bioskop ini masih memutar film itu. Kenapa billboard-nya ngga dipasang ya?
“Malu kali sof, kan keliatan jomplangnya tuh kalo disandingin sama film Indonesia yang sekarang2 ini” Well, saya bukan mau mengkritisi tentang film Indonesia –yang entah kemana perginya lembaga sensor- semi sensual yang berkedok film horor itu. Saya lebih tertarik membahas film sensasional berjudul ”My Name is Khan”
Di awal film, saya tertarik dengan pernyataan Risvan Khan saat berbicara kepada petugas bandara yang memeriksa barang-barangnya habis-habisan “My name is Khan, ..and I’m not a terrorist” Cool.. saya suka dengan alur penuh “goncangan paradigma” yang dibawakan oleh film ini. Khan bangga mengakui dirinya sebagai seorang muslim & yes, muslims are not a terrorist Kemudian, cerita ini juga menggambarkan mengenai bagaimana kejadian WTC 9/11 telah membuat penduduk muslim dipojokkan di USA. Diskriminasi dalam hal pekerjaan, larangan berhijab, caci maki, sampai penganiayaan dan pembunuhan yang dialami oleh anak dari istrinya.
Film ini juga menggambarkan bahwa sebetulnya Islam tidak mengajarkan kekerasan, hingga dikutip satu ayat –yang juga diangkat oleh Presiden Obama dalam pidatonya di Kairo- :
“..barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia..” (Al-Maidah : 32)
Sangat jelas disebutkan bahwa Islam sangat menghargai sebuah kehidupan, sangat jauh dari kata “terrorist” yang dinobatkan oleh pihak-pihak yang tidak mengenal Islam secara komprehensif.
Film ini memberikan pesan baru kepada masyarakat dunia bahwa Islam bukan seperti yang mereka kira. Untuk itu saya merasa perlu memberikan acungan jempol kepada film ini. Hanya saja, film ini tidak hanya mengkutub kepada hal tersebut. Ada kutub lain yang saya deteksi disini, mari kita simak adegan ketika Khan masih kecil dalam asuhan ibunya.
Dalam adegan ini, ibu Khan mencoba mengajarkan moral kepada anaknya. Beliau menggambarkan dua kondisi di atas kertas. Yang pertama seorang anak yang sedang memukul temannya, yang kedua seorang anak yang sedang memberikan permen lollipop.
Ibu : Now Iook. TeII me who is hindu and musIim amongst them? Khan : they both look same.
Kemudian muncul statement dari Ibu Khan (yang membuat saya terheran-heran) : “Remember one thing. In this worId there are onIy two kinds of peopIe. Good peopIe who does good things. and bad who does bad things. That's the onIy difference between human. Nothing eIse” Hmm.. ada suasana brainwash tentang perlunya beragama disini..
Ditambah lagi Khan yang menikah dengan wanita berbeda agama. Sekilas mungkin kita akan melihat tidak adanya masalah disana, tapi disini saya mencoba untuk memberikan perspektif yang berbeda.
Saya tidak dapat membayangkan bagaimana kondisi anak yang dididik dengan kedua orangtua yang berbeda keyakinan. Agama, bukan hanya sekedar sebuah predikat. Agama bukan hanya formalitas ritual. Islam adalah sebuah keyakinan yang dipegang teguh, pegangan dalam menjalani kehidupan. Islam menjadi jawaban dalam setiap persoalan, karena Islam membawa keyakinan akan Allah. Dan keyakinan kepada Allah-lah yang menjadi sumber ketenangan dan kebahagiaan. Mungkinkah seorang anak tumbuh dalam kebimbangan beragama...?
Di akhir cerita, film ini menggambarkan juga tentang bagaimana interaksi saling tolong menoling antar manusia dalam adegan Khan dan penduduk muslim Amerika berusaha membantu masyarakat kristen Georgia dalam musibah banjir. Ya, tentu tolong menolong dalam kemanusiaan tidak mempermasalahkan keyakinan, seperti Rasulullah yang memberikan keamanan saat fathul Mekkah kepada penduduk yang mengusirnya dulu.
Juga mengenai kebebasan tiap-tiap orang untuk memeluk keyakinan masing-masing, yang tergambar ketika kakak ipar Khan, seorang wanita muslimah (yang merupakan seorang dosen di salah satu universitas) kembali berani mengenakan jilbabnya dan berstatement : I'm teaching you about me presence, when even my presence has changed. My obscure is not onIy symboI of my reIigion. My obscure is my existence.
Bolehkah jika saya mengatakan bahwa setiap manusia menyukai cahaya..?
sehingga begitu banyak manusia yang datang berduyun-duyun untuk menyaksikan pesta kembang api yang berkilau membelah gelapnya langit di malam tahun baru..
dan tidak mengherankan jika menu makanan di restaurant yang terletak di Dago Pakar atau puncak gunung lainnya melambung harganya, hanya karena dari spot itu kita bisa memandangi city-light dari kejauhan.. so romantic.. memang..:)
di pusat kota, gedung-gedung berlomba-lomba “memegahkan diri”nya dengan sentuhan-sentuhan lampu yang tidak saya mengerti.. apakah cahaya lambang kemegahan?
sampai-sampai banyak wanita yang sangat tertarik untuk ”menyelipkan” cahaya-cahaya kecil di bagian-bagian tubuhnya, jemari, pergelangan tangan, leher, dan sebagainya
dan bukan hal yang baru, ketika para wisatawan rela mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk menikmati sunrise dan sunset di tempat wisata favorit.. karena pesona lembayung di horizon selalu terlihat begitu eksotis
ya.. cahaya selalu mempesona.. dimanapun adanya, seperti apapun bentuknya..
tahukah engkau, kawan.. ada cahaya yang jauh lebih indah lagi.. kita menyebutnya “cahaya di atas cahaya”..
“Allah, (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya, Allah Memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia Kehendaki, dan Allah Membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (An-Nur : 35)
Cahaya di atas cahaya, yang menerangi langit dan bumi, juga hati kita..
Saudari2ku tersayang, berikut ini saya coba tuliskan beberapa tips untuk melatih “si kecil”, (calon) anak2 kita nanti, untuk bersikap arif terhadap -suatu investasi yang biasa kita sebut sebagai- uang :) check this out!
1. Berikan uang saku Dengan memberikan uang saku, kita secara tidak langsung mengajak si kecil untuk mulai belajar mengatur “harta” nya sendiri. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan sebelumnya :
survey! Coba kita cari tahu berapa harga makanan dan minuman yang dijual di sekolahnya, perkirakan untuk kebutuhan si kecil dalam sehari
perkirakan dengan teliti apa jenis pengeluaran yang sering mereka lakukan
bertanya kepada tetangga atau ibu orang tua murid tentang uang saku anak-anak mereka
perkirakan berapa banyak uang saku yang akan diberikan (termasuk memperhitungkan sepersekian uang-nya untuk ditabung)
berikan uang saku dalam bentuk beberapa uang pecahan (misalnya jika kita ingin memberikan uang saku Rp 10.000, maka berikan Rp 5.000 dan beberapa lembar uang Rp 1.000 atau Rp 2.000). dengan demikian, si kecil akan mudah menysihkan uang sakunya untuk ditabung
2. Ajak untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai Ajak si kecil untuk memikirkan tujuan apa yang ingin ia capai, bisa mainan idamannya, sepatu, buku cerita, sepeda, dsb. Kemudian ajak mereka sedikit-sedikit untuk menabung. Langkah2 selanjutnya :
ajak si kecil ke tempat dijualnya barang yang ia inginkan, kemudian kita cari tahu bersama mengenai harganya
bantu dia untuk menyusun rencana menabungnya agar tetap proporsional, berapa jumlah uang yang ingin ditabung setiap minggunya, berapa lama kira2 tujuan itu akhirnya dapat terbeli
3. Membuka wawasannya tentang cara mengelola uang Saat kita pergi ke bank untuk urusan-urusan biasa, sesekali ajaklah si kecil dan kalau perlu bukalah rekening untuk mereka. Dan hari-hari selanjutnya ajak mereka untuk menabung dan memantau tabungannya
4. Biarkan si kecil belajar mengatur sendiri Tidak kalah pentingnya bagi kita untuk sesekali membebaskan anak-anak dalam berbelanja. Jika memang diperlukan, kita dapat mengajak mereka berbincang dengan terbuka tentang kekurangan dan kelebihan rencana belanjanya. Setelah itu kita berikan kesempatan si kecil untuk menentukan pilihannya. Kebenaran/kesalahan dalam mengambil keputusan dapat menjadi pembelajaran yang baik bagi mereka.
5. Didik si kecil menyayangi barang-barangnya Seringkali kita melihat anak-anak begitu mudah menelantarkan barang-barangnya, bahkan tidak jarang laporan ”mainan rusak” yang mereka adukan. Tentunya itu adalah hal yang wajar. Ketika anak-anak sudah mulai besar (5-6 tahun) ada baiknya jika para orangtua mulai memberikan pemahaman tentang perlunya memelihara barang yang dimiliki
Ada sebuah metode yang mungkin bisa diterapkan agar si kecil belajar menyayangi barang-barangnya, yaitu metode gadai.
Contohnya : ketika kita membelikan si kecil barang-barang kebutuhannya seperti sepatu. Kita tantang mereka untuk menggadaikan sebagian dari uang tabungannya untuk menjamin sepatu barunya tidak rusak ataupun hilang. Jika dalam kurun waktu (misalnya 6 bulan) sepatu tersebut awet, maka si kecil berhak memperoleh kembali uang tabungannya. Cukup simple kan? :)
Namun saudari2ku, setelah kita berpanjang lebar berbicara mengenai tips2 menimbulkan semangat hemat dan menabung pada si kecil, kita juga harus menyeimbangkan pola pikir si kecil dengan kebiasaan bersedekah.
Kegiatan-kegiatan seperti mengajak anak-anak berkunjung ke tempat-tempat yang membutuhkan (panti asuhan, daerah pinggiran kota, dsb), mengajak mereka memperhatikan lingkungan sekitar, dan mengajarkan untuk berempati adalah poin penting yang perlu ditanamkan.
Dan yang terpenting, berikan pemahaman kepada anak2 untuk meletakan harta di TANGAN-nya, bukan di HATI-nya :)
-terinspirasi dari buku manajemen keuangan keluarga (Hazeline Ayoeb,dkk) dikolaborasikan dengan syuro internal otak-
“Dan sungguh, Kami telah Menciptakan gugusan bintang di langit dan Kami menjadikannya terasa indah bagi orang yang memandang(nya)” (Al-Hijr : 16)
agar kita memujiNya seraya berkata “Subhanallah”.. Maha Suci Allah..
“Maha Suci Allah yang Menjadikan di langit gugusan bintang-bintang dan Dia juga menjadikan padanya matahari dan bulan yang bercahaya”. (Al-Furqan : 61)
Hingga akhirnya, Allah berkenan memasukkan kita ke dalam golongan ulil albab (orang-orang yang berakal)..
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka“ (Ali ‘imran : 190-191)
..ketika bulan mulai bergerak bersembunyi dan bintang bergantian menampakkan pesona cahayanya :)
Nama yang diambil dari sebuah bukit di tanah suci Mekkah yang memiliki arti ”kesucian dan ketegaran”. Bukit yang menjadi saksi perjuangan seorang ibu untuk menyelamatkan putranya di tengah padang pasir yang tandus.